(Verse 1)
Kau hadir seperti fajar yang pelan,
Menerangi jiwa yang dulu berawan.
Tawa sederhana, senyummu hangat,
Namun ku tahu, tak boleh ku mendekat.
(Pre-Chorus)
Kita berjalan di dua jalan yang berbeda,
Aku hanya bisa diam dalam asa.
Bagai bulan di malam yang tak berbintang,
Sendiri menatapmu dari kejauhan.
(Chorus)
Kau adalah bunga yang tak bisa ku petik,
Harum mewangi, namun terlalu pelik.
Kisah ini seperti bayang di air,
Hanya bisa kulihat, tapi tak bisa kuraih.
(Verse 2)
Langkahmu seperti angin yang lembut,
Menggerakkan hatiku tanpa perlu berbunyi.
Kau adalah rahasia dalam batin ini,
Sebuah cinta yang tak akan pernah kuakui.
(Pre-Chorus)
Aku adalah hujan yang jatuh di jalan,
Tak pernah mencapai tanahmu yang aman.
Hanya bisa menjadi cerita dalam diam,
Menunggu waktu membawa pulang kesedihan.
(Chorus)
Kau adalah bunga yang tak bisa ku petik,
Harum mewangi, namun terlalu pelik.
Kisah ini seperti bayang di air,
Hanya bisa kulihat, tapi tak bisa kuraih.
(Bridge)
Jika takdir hanyalah ilusi,
Mungkin kau dan aku bisa berbagi.
Namun kenyataan adalah dinding tak terlihat,
Yang memisahkan kita di dunia yang berbeda.
(Chorus)
Kau adalah api yang tak bisa ku sentuh,
Hangatnya memikat, tapi terlalu rapuh.
Cintaku ini bagaikan matahari senja,
Indah tapi cepat menghilang dari dunia.
(Outro)
Aku akan tetap berdiri di sini,
Menjadi bayang dalam hidupmu yang sepi.
Cinta ini mungkin takkan pernah nyata,
Namun biarlah ia hidup sebagai cerita.
(Chorus)
Kau adalah api yang tak bisa ku sentuh,
Hangatnya memikat, tapi terlalu rapuh.
Cintaku ini bagaikan matahari senja,
Indah tapi cepat menghilang dari dunia.
(Outro)
Aku akan tetap berdiri di sini,
Menjadi bayang dalam hidupmu yang sepi.
Cinta ini mungkin takkan pernah nyata,
Namun biarlah ia hidup sebagai cerita.